Selasa, 06 Desember 2011
KRITIK ADALAH CINTA
By : Aep saepuloh Nawawi
Seorang atasan terlihat sangat marah ketika bawahannya mengkritik kebijakan yang sudah diberlakukan. Dengan analisa yang akurat, bawahan memberikan kritikan untuk yang lebih baik. Atasan yang kurang bijak itu langsung memberikan respon dengan mengatakan, bahwa kritikan yang di sampaikan tidak perlu dan sudah diputuskan. Atasan melanjutkan, bahwa semua kebijakan sudah dibicarakan dan direnungkan dengan segala akbatnya, jadi tidak dibenarkan memberikan kritis, saran atau usulan apapaun titik.
Kritik disering sekali diasumsikan dengan memojokkan. Diasumsikan pula sebagai perlawanan. Atau lebih radikalnya ingin menjatuhkan. Orang yang melakukan keritik sering dihujat seolah tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan. Para kritikus akhirnya di cap buruk dan di bungkam untuk tidak bicara. TAHUKAH ANDA, orang yang SELALU MENGRITIK adalah ORANG YANG MENCINTAI ANDA.
Mungkinkah, PASTI, orang yang selalu melakukan kritis sesungguhnya orang yang ingin melakukan perubahan yang lebih baik. Coba perhatikan, hampir semua kritikus menghendaki yang lebih baik. Tidak pernah ada kritikan yang mengingkan keburukan. Anggapan keburukan muncul karena kita tidak ingin diganggu oleh orang lain. Kita tidak ingin orang lain mengganggu kedudukan kita, kita tidak percaya dengan kebaikkan orang lain. Atau Kita terlalu PEDE, dengan keputusan atau kebijakan yang kita buat. Atau kita selalu mengatasnamakan keputusan bersama, padahal keputusan sendiri yang dipaksakan untuk diikuti bersama. Kita tidak menyadari MEREKA SANGAT MENCINTAI PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK. Jangan di musuhi atau di cap yang tidak mengenakan.
Kritik sebenarnya sama saja dengan usulan, hanya berbeda dari cara menyampaikan saja. Ketika pakaian yang kita pakai warnanya TIDAK NYAMBUNG, hanya orang yang mengkritiklah yang akan memberitahukan, sehingga kita tahu warna yang pas.
Bayangkan bila di sebuah institusi semua orang tidak memberikan kritik apapun. Mereka hanya diam, mereka hanya mengikuti apa yang diperintahkan tanpa berpikir yang lebih baik. Mereka hanya datang, duduk, bekerja lalu pulang. YAKINLAH, pelan tapi pasti akan banyak kemunduran. Ketika seorang atasan meminta peserta rapat untuk memberikan saran dan usulan, ternyata semua terdiam. Jangan anggap sebagai keberhasilan, bisa jadi mereka malas mengusulkan, karena usulan akan dianggap pemberontakan. Bisa jadi mereka bosan, karena setiap usulan hanya di tampung tapi tidak direalisasikan. Bisa jadi juga usulan itu pasti akan di tolak. Atau bila usul akan dikeluarkan, kasarnya dipecat dari pekerjaan. Apakan mereka tidak berani, bukan, mereka tetap akan memeberikan kritik, mengkritik DI TEMPAT YANG SALAH. Mereka akan mengkritik di pos ronda, di tempat nongrong, di smoking area, SAYANGKAN. Coba bila didengarkan, LIHATLAH SISI BAIKNYA.
INGAT, orang yang mengirik karena MEREKA CINTA, kritik mereka akan menjadi tolak ukur baik dan buruknya kita. Bagaimana respon kita, itu akhlaq kita. Wallahu ‘alam, tawakalltu ‘alallah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar