Senin, 16 November 2009

SIAPA YANG MEMBENTUK AKHLAQ ANAK ?

By: Saepuloh Nawawi

Konsukwensi dari kesibukan orang tua terhadap anak akan terlihat dari prilaku keseharian anak. Coba perhatikan perilaku anak sekarang. Perhatikan saja, kita akan semakin mengerti seberapa besar pengaruh orang tua terdapa perilaku anak dan seberapa besar perilaku pembantu juga berpengaruh terhadap perilaku anak-anak.
Orang tua jangan terlalu terkejut ketika anaknya mengucapkan dengan bahasa yang tidak pantas. Jangan buru-buru memvonis. Karena bisa jadi ucapan itu sering diucapkan orang tua tanpa mereka sadari. Kalau orang tua tidak merasa dan tidak pernah mengucapkan kata yang tidak pantas, coba teliti ulang, bisa jadi ucapan tak pantas sering muncul disaat emosi tidak terkendali. Biasanya saat marah kata tak pantas akan keluar dengan sendirinya.
Orang tua jangan terkejut dengan kelakuan anak yang tidak pantas. Menurut kita tidak berakhlaq. Jangan juga memvonis anak, mungkin juga akhlaq kita tidak jauh lebih baik dari anak-anak kita. Kalalu terjadi seperti ini, caranya mudah, orang tua tinggal memperbaiki diri saja gampangkan.
Persoalan akan muncul manakala orang tua akhlaqnya sangat mulia. Tetapi anak-anak tidak. Bagaimana ? Sebelum memberi penilaian, coba lihat keseharian anak-anak kita. Anak kita lebih sering diasuh oleh siapa.
Bisa jadi lebih banyak diasuh acara televisi, diasuh pembantu, diasuh tetangga, diasuh nenek atau orang tua atau siapa ? Siapa yang mengasuh anak-anak disaat orang tua bekerja. Bekerja dari pukul 06.00 sampai pukul 20.00. Bayangkan. Bisa jadi kita hanya telalu peduli dengan mainan mereka. Hanya peduli dengan uang jajan mereka. Tetapi tidak pernah menyadari dengan siapa mereka diasuh.
Rumah yang berakhlaq akan melahirkan anak berakhlaq mulai. Siapa yang tinggal dirumah ? pembantu, tukang kebun, tukang cuci, tukang masak atau siapa?. Tanyakan pada diri kita masing-masing.